SRINDO News, Jakarta - Beberapa waktu lalu, telah dilakukan uji coba kereta api cepat Jakarta-Padalarang. Untuk pertama kalinya, kereta api cepat tersebut berhasil mencapai kecepatan 350 Km/Jam. Dengan kecepatan yang sangat tinggi tersebut, kereta api cepat diklaim bisa memangkas waktu perjalanan dari Jakarta ke Bandung.
Namun klaim tersebut ternyata masih diragukan oleh Netizen. Apalagi kereta api cepat ternyata berhenti di stasiun yang berjarak cukup jauh dari pusat kota Bandung. Selain itu, bagi warga yang di luar Jakarta juga harus menghabiskan waktu dan biaya tambahan untuk mencapai kereta cepat di Stasiun Halim
Melalui akun Twitter @Hilmi28, ustaz Hilmi Firdausi memberikan gambaran mengenai penggunaan kereta cepat dari Bogor. Ia mengungkapkan bahwa dibutuhkan waktu tambahan sekitar 1 hingga 1,5 jam untuk tiba di Stasiun Halim.
"Saya yang biasanya melakukan perjalanan ke Bandung menggunakan mobil pribadi atau travel akan mencoba menghitung waktu dan biaya yang diperlukan jika menggunakan kereta api cepat. Jarak dari Bogor ke Stasiun Halim naik taksi online biasanya memakan waktu minimal 1 jam, dengan rata-rata 1,5 jam. Naik kereta api cepat memakan waktu sekitar 50 menit dari Halim ke Tegalluar. Dari Stasiun Tegalluar ke Kota Bandung memakan waktu sekitar 40-50 menit," tutur Hilmi Senin (26/6).
"Ilustrasi ini belum termasuk waktu untuk proses pergantian kendaraan, menunggu, dan antrean jika ada," tambahnya.
Selanjutnya, pendiri Sekolah Islam Terpadu Daarul Fikri ini juga menghitung perkiraan biaya yang diperlukan untuk perjalanan ke Bandung menggunakan kereta cepat. Dimulai dengan biaya taksi online dari Bogor ke Halim sekitar Rp200 ribu. Kemudian tiket KCJB seharga Rp350 ribu untuk jarak terjauh. Terakhir, biaya taksi online dari Tegalluar ke Kota Bandung diperkirakan sekitar Rp100 hingga Rp150 ribu.
Dengan demikian, waktu perjalanan yang ditempuh saat menggunakan kereta cepat KCJB dapat mencapai 150 hingga 210 menit, atau lebih dari 2 jam.
Sementara itu, untuk perjalanan biasa, diperlukan biaya sekitar Rp650 hingga Rp700 ribu. Jika berangkat rombongan, biaya tersebut dapat dikalikan dengan jumlah orang yang ikut.
Hilmi mengundang masyarakat untuk menghitung sendiri waktu, biaya, dan kenyamanan dalam mencapai Bandung menggunakan kereta cepat. Apakah lebih efektif menggunakan KCJB, travel, atau mobil pribadi.
"Jika saya yang memiliki mobilitas tinggi di Bandung, tentu perlu kendaraan pribadi. Jika terus menggunakan taksi online, biayanya akan melonjak. Semua tergantung pada pilihan masing-masing. Saya pribadi mungkin hanya akan sesekali naik KCJB untuk merasakan sensasinya dan membandingkannya dengan pengalaman di luar negeri," tuturnya.
"Semoga KCJB ini sukses dan mendapatkan banyak peminat untuk segera menutupi biaya investasi sebesar Rp114,24 triliun serta biaya operasional dan perawatan bulanan. Setidaknya, diharapkan tidak mengalami kerugian setiap bulannya. Teman-teman yang memiliki perhitungan lain, silakan berbagi... tetaplah objektif dan jangan marah-marah ya," demikian ungkap Hilmi.