SRINDO News, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki target agar Indonesia dapat mencapai swasembada gula untuk kebutuhan konsumsi pada tahun 2028. Selain itu, pencapaian swasembada gula untuk kebutuhan industri juga diharapkan tercapai pada tahun 2030.
Target ini diungkapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (biofuel).
"Dalam Pasal 1 ayat (2) Perpres tersebut disebutkan bahwa pencapaian swasembada gula untuk kebutuhan konsumsi harus tercapai paling lambat pada tahun 2028," demikian bunyi pasal 3 ayat 3 dari Perpres tersebut yang dikutip pada Senin (29/6).
Namun demikian aturan baru dari Presiden Jokowi ini justru memicu keraguan dari warganet. Akun Twitter "King Purwa" menyebutkan bahwa aturan baru ini bisa membuat banyak pihak untuk menyalahkan pemimpin selanjutnya apabila tidak tercapai, padahal jejak digital di tahun 2014 membuktikan bahwa pernyataan Jokowi tentang swasembada pangan, tahun ketiga beras dan tahun ke-empat gula, ternyata gagal total.
"Tiba-tiba suka ngomongin masa depan, kalau tidak tercapai salah presiden penerusnya gitu? Sementara jejak digital 2014, target swasembada pangan, tahun ke-3 beras, tahun ke-4 gula, dan seterusnya," ungkap King Purwa
"Data membuktikan omongan presiden halu. Trend impor cenderung meningkat. Logika sederhana, rezim blm kerja apa-apa menuju swasembada gula. Jadi mohon maaf pak de, tak abaikan saja," tambah akun "RA" @kretekmantab
Data membuktikan omongan presiden halu. Trend impor cenderung meningkat. Logika sederhana, rezim blm kerja apa2 menuju swasembada gula. Jd maaf pak de, ta abaikan ae pic.twitter.com/eSZ4Z1QDiq
— RA (@kretekmantab) June 20, 2023